Sangatta (ANTARA Kaltim) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memasang alat pemantau gempa bumi (Tsunami Early Warning System) di bukit Pelangi, kawasan pusat Pemerintahan Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur atau berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota.
Kepala BMKG Balik Papan Kaltim Mujianto, Senin mengatakan, lokasi alat pemantau gempa bumi hanya berjarak sekitar 50 meter dari Pemancar Televisi Lokal (TV Kutim) atau sekitar 500 meter dari Mako Lanal dan Kodim 0909/SGT dikelilingi pagar kawat pembatas dengan bangunan sekitar 4 meter persegi dan alat satelit serta sekitarnya cukup bersih dan terawat.
"Alat pemantau gempa bumi tersebut dibangun pada tahun 2008 berada di Lintang 0.53 LU, Bujur 117.60 BT dan elevasi 117 M untuk memantau pergerakan gempa bumi," kata Mujianto.
Didampingi Kepala Bagian Observasi Gempa Firman, Mujianto mengatakan, alat yang dipasang di Sangatta itu merupakan satu dari tiga alat pemantau gempa bumi yang ada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Dia mengatakan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara saat ini telah terpasang tiga alat pemantau masing-masing satu di Sangatta Kutai Timur, satu di KM 23 Karang Joeang Balikpapan dan satu di kawasan Universitas Mulawarman Samarinda.
Ditanya soal alasan BMKG menempatkan di Bukit Pelangi Sangatta, Firman mengatakan pihaknya tidak mengetahui persis, sebab pemasangan dan penempatan lokasi merupakan kewenangan BMKG pusat.
Kami minta maaf karena yang menentukan lokasi langsung dari pusat, kalau kami hanya memantau dan melakukan monitoring sekali setahun, meskipun ada juga petugas yang menjaga secara rutin di Sangatta.
"Alat tersebut akan memantau dan mendeteksi serta mengirim sinyal secara dini kalau ada gempa bumi di Indonesia termasuk wilayah Kalimantan Timur dan Kaltara," kata Firman yang dihubungi melalui telepon genggamnya.
Sedangkan menurut Murgi Kepala Bagian Administrasi BMKG Balikpapan yang dikonfirmasi mengatakan, alat pemantau gempa bumi yang di bukit pelangi tidak memantau aktivitas ledakan akibat tambang.
"Alat tersebut hanya akan mengirim sinyal ke BMKG pusat Jakarta kalau terjadi gempa bumi. Kalau ledakan yang berasal dari ledakan skala kecil termasuk peledakan tambang batubara," kata Murgi.
Ia mengatakan kalau ada terjadi gempa bumi kawasan Indonesia termasuk di Kalimantan Timur dan Utara alat ini akan mengirimkan sinyal dan data ke pusat BMKG Jakarta. (*)
BMKG Pasang Alat Pemantau Gempa Di Sangatta
Senin, 13 Oktober 2014 13:23 WIB