Perjalanan setengah hari untuk menyambangi pusat ekonomi kreatif dunia
terutama bidang teknologi informasi, Silikon Valley (Lembah Silikon),
menjadi agenda yang penuh ketergesaan bagi Presiden Joko Widodo
(Jokowi).
Di sanalah, industri kreatif teknologi informasi dari segala penjuru
dunia berkiblat. Di Lembah Silikon itulah para inovator dunia tinggal
dinaungi "payung beralaskan altar suci" yakni kreativitas.
Presiden Jokowi pertama menginjakkan kaki di markas Facebook di Menlo Park yang laksana istana kayu raksasa.
Jokowi disambut para eksekutif Facebook untuk berkeliling kompleks markas yang begitu luas itu.
Mark Zuckerberg, sang penggagas baru tiba ketika Presiden telah berada di Roof Top Garden di kompleks kantor itu.
Mark mengenakan kaos oblong warna abu-abu dan celana jins
sebagaimana kostum kebiasaannya. Mark kabarnya memang tak ingin terjebak
mengurus penampilannya secara berlebihan, meski pada kesempatan paling
formal sekalipun.
Mark pernah sekali tertangkap kamera mengenakan jas dengan dasi lengkap saat bertemu Presiden Jokowi di Jakarta.
Di "rumah"-nya, Mark memilih untuk menentukan gayanya sendiri dan tampak antusias menerima kunjungan sang Presiden.
Presiden dan rombongan diajak berkeliling di ruang-ruang kerja
pegawai Facebook yang laksana hanggar pesawat dengan komputer-komputer
Mac berjajar ratusan jumlahnya.
Di setiap meja kerja paling ujung ada papan sekat yang dilengkapi
papan tulis putih untuk menuliskan pesan atau gambar-gambar kreatif.
Anehnya, di hampir seluruh sudut kantor itu sungguh sulit menemukan
logo atau brand Facebook. Bahkan nyaris tak ada satupun selain di papan
pesan bertuliskan The Facebook Wall Write Something.
Saking luasnya, bahkan karyawan yang baru diterima kerja di Facebook
bisa tersesat, sebagaimana yang terjadi dengan Wahyu Dinata Setiawan
(34) yang berasal dari Tanah Abang Jakarta dan baru sepekan bekerja di
kantor itu.
Presiden sendiri sempat melakukan pertemuan tertutup dengan para
eksekutif Facebook untuk menyampaikan misinya berkunjung ke tempat itu.
"Saya mengajak Facebook untuk menguatkan penyebaran pesan toleransi, moderasi dan perdamaian," ucap Presiden.
Presiden juga sempat bermain pingpong secara virtual di lokasi demonstrasi Oculus Virtual Reality.
Hingga saat mengakhiri kunjungannya, ia menuliskan pesan singkat
"Bersama Damai dalam Harmoni", selanjutnya membubuhkan tanda tangan di
dinding Tanda Tangan Facebook.
Seribu Technopreneur
Bergegas Presiden melanjutkan perjalanan ke 1.600 Amphitheatre Park
Way, Montain View, Lembah Silikon. Di sanalah, Googleplex bermarkas
mengembangkan kesaktian mesin pencari hingga tak terkalahkan di dunia.
Awalnya, Presiden Jokowi dijadwalkan bersepeda bersama Sundar Pichai,
CEO Google dan eksekutif Google lainnya di kompleks Googleplex yang
begitu luas di keliling taman-taman penuh rumput dan bunga yang tumbuh
tertata rapi.
Namun agenda itu dibatalkan karena Presiden hanya punya waktu yang sangat singkat.
Jokowi sempat menyampaikan mimpi Indonesia untuk menciptakan 1.000
technopreneurs pada 2020 sehingga berharap dukungan Google.
Presiden juga sempat berdialog dengan IndoGooglers atau WNI yang bekerja di Google yang berjumlah 39 orang.
Sebelumnya, Jokowi menyaksikan demo pada Google Empire, Business
Line, Growth Evolution, dan menyaksikan simulasi Google Apps, Google
Maps dan Google Loon.
Bahkan melihat simulasi beberapa aplikasi, seperti penangkapan kapal
penangkap ikan ilegal, merasakan betul manfaat dari aplikasi digital
seperti itu. "Saya gregetan, segera lakukan digitalisasi," ujar
Presiden.
Ada satu hal yang menarik dalam pertemuan Presiden dengan CEO
Google, yaitu suasana terasa berbeda karena Sundar Pichai dan para
eksekutif Google memakai baju batik untuk menyambut kunjungan Presiden
Jokowi dan rombongan di Googleplex.
Tak berbeda, saat ia melanjutkan kunjungannya ke perusahaan ventura
yang memfasilitasi start up dan usaha pemula di bidang TI Plug and Play
di tak jauh dari Googleplex.
Presiden bahkan sempat berkata "I like your shirt" saat beberapa
eksekutif Plug and Play menggunakan batik, termasuk Saeed Amidi, CEO
Plug and Play.
Perjalanan ke Plug and Play lebih banyak diisi dengan presentasi sejumlah petingginya di auditorium lantai 2 kantor mereka.
"Saya harap Plug and Play dapat bekerja sama dalam upaya Indonesia
mencapai visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai
130 miliar pada 2020," ucap Presiden dalam pertemuan ini.
Presiden juga berharap Plug and Play dapat berbagi pengalaman dengan
Indonesia tentang cara untuk mendanai bisnis pemula dan UMKM.
Sebelum meninggalkan kantor Plug and Play, Presiden dan rombongan
berkeliling meninjau kantor tersebut dan menuliskan "Start it up,
prosper together" di dinding yang telah disediakan dan ditandatangani
oleh Presiden serta telah ditempeli foto Presiden Jokowi
Pesan Damai
Sebagaimana pun tergesanya, Presiden hampir tidak mungkin untuk melewatkan Twitter yang berkantor di San Francisco.
Jokowi berkepentingan mengingat pengguna Twitter di Indonesia merupakan salah satu yang terbanyak di dunia.
Berbeda dengan kantor-kantor platform ekonomi kreatif di Lembah
Silikon yang terasa terpencil di luar keriuhan kota besar, Twitter
Headquarter justru terletak di tengah kota dengan kantor pusat
administrasinya ada di lantai 2.
Pada Jack Dorsey, CEO Twitter dan eksekutif Twitter lain, Presiden
menyampaikan harapan agar Twitter dapat meningkatkan kerja sama dengan
Indonesia dalam menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan seperti disaster response dan menguatkan penyebaran pesan toleransi, moderasi, dan perdamaian.
Sebelum meninggalkan markas Twitter, Jokowi menuliskan kicauan yang
dikirim langsung dari kantor itu. Saya mengajak @Twitter ikut sebarkan
pesan toleransi dan perdamaian dunia -Jkw, demikian twit Presiden
Jokowi.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan alasan yang
sebenarnya terkait maksud Presiden Jokowi mengunjungi sejumlah markas
sosial media platform.
"Presiden ke Silikon Valley karena kita ingin bermitra dengan sosial
media mengenai toleransi dan perdamaian," kata Menteri Retno dalam
penerbangan menuju Jakarta, Jumat (19/2).
Media sosial sempat menjadi alat yang efektif bagi masyarakat di Tanah Air dalam upaya counter terorism.
Namun pada saat yang sama, media sosial menjadi alat yang digunakan jaringan teroris untuk berkoordinasi dan saling berhubungan.
"Jadi kita bicara dengan Facebook dan Twitter, kita sampaikan
begini, sosmed dipakai untuk ektremisme, merekrut FTF (Foreign Terrorist
Fighters). Oleh karena itu kita wajib menyeimbangkan informasi,"
katanya.
Ia menegaskan sosial media harus mulai dikembangkan untuk menyebarkan pondasi toleransi.
"Perdamain dan toleransi bisa dilakukan melalui sosial media," katanya.
Pada KTT ASEAN AS di Sunnylands, Presiden telah menyampaikan
gagasannya untuk memanfaatkan media sosial dalam menghadapi ekstremis
dan teroris.
Hal ini didasarkan pada fakta bahwa penyebaran paham ekstremis dan ajakan bergabung dengan Foreign Terrorist Fighters (FTF) banyak dilakukan melalui media sosial.
"Oleh karena itu, kita harus bekerja sama dengan media sosial dalam
menyebarkan perdamaian dan toleransi sebagai counter naras," kata
Presiden saat itu.
Hal ini selanjutnya disampaikan lagi Presiden saat berkunjung ke Silicon Valley. Dengan mengusung tema Indonesia Digital Initiative: Empowering Leaders of Peace, ajakan ini juga disampaikan lagi kepada CEO twitter di San Francisco.
Setengah hari yang penuh ketergesaan, namun berisi pesan yang penuh makna untuk perdamaian, kemanusiaan, dan toleransi. (*)
Perjalanan Setengah Hari Jokowi Menyusuri Silicon Valley
Jumat, 19 Februari 2016 12:34 WIB