Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan
mengeluarkan peraturan menteri tentang nilai bonus untuk atlet-atlet
daerah yang meraih medali dalam Pekan Olahraga Nasional.
"Kami
tidak bermaksud menghalang-halangi hak atlet untuk mendapatkan rezeki.
Selama ini ada kecenderungan atlet lebih memilih PON dibanding kejuaraan
internasional," kata Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga
Kemenpora Gatot S. Dewa Broto selepas menerima kunjungan mahasiswa IKIP
PGRI Bali di Jakarta, Rabu.
Gatot mengatakan sejumlah daerah seringkali memberikan bonus kepada
atletnya yang meraih medali dalam PON melebihi nilai bonus atlet yang
meraih medali dalam SEA Games.
"Bonus medali emas Olimpiade itu Rp5 miliar, medali emas Asian
Games Rp400 juta, medali emas SEA Games Rp200 juta. Bonus PON maksimal
tidak lebih dari bonus SEA Games itu," ujar Gatot.
Kepala Komunikasi Publik Kemenpora itu mengatakan atlet-atlet
seringkali pindah daerah karena dijanjikan bonus medali yang sangat
besar. "Janji bonus itu tidak mendidik dan tidak ada pembinaan
atlet di daerah-daerah," katanya.
Kemenpora, lanjut Gatot, akan membahas sejumlah aturan terkait PON
selain bonus atlet bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI),
Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan cabang-cabang olahraga. "Kami akan
mengajak mereka setelah penyelenggaraan Peparnas 2016 nanti," katanya.
Aspek lain yang akan menjadi pembahasan Kemenpora dalam peraturan
tentang PON adalah kelompok umum atlet yang berlaga. Aturan pembatasan
kelompok umur bertujuan mencegah keikutsertaan atlet-atlet senior dalam
kejuraan PON.
"Paling lambat peraturan tentang PON itu sudah ada rancangannya pada akhir 2016," kata Gatot. (*)
PON 2016 - Kemenpora Berencana Terbitkan Aturan soal Bonus
Rabu, 28 September 2016 16:33 WIB