Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) berencana melakukan
penawaran proyek terminal penampungan minyak mentah "centralized crude
terminal" (CCT) di Lawe-lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Maret 2017.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Rachmad Hardadi
menjelaskan pembangunan CCT ini dapat mendistribusikan hasil minyak dari
dua kilang yang berdekatan, yakni pengembangan kilang "Refinery
Development Master Plan" (RDMP) Balikpapan dan kilang baru "Grass Root
Refinery" (GRR) Bontang melalui pipanisasi.
"Kalau bisa dipipanisasi dari Lawe-lawe ke Bontang, mungkin untuk
proyek GR Bontang tidak perlu bangun tangki minyak mentah yang jumlahnya
besar," kata Rachmad pada konferensi pers "Project Expose GRR Bontang"
di Jakarta, Selasa (28/2) malam.
Ia menjelaskan nilai investasi dari proyek Kilang Bontang dan
Balikpapan bisa diefisiensi karena kedua kilang tersebut tidak perlu
membangun tangki minyak mentah (crude) dalam jumlah yang besar.
Selain itu, belanja modal (capital expenditure/capex) RDMP
Balikpapan senilai 5,4 miliar dolar AS bisa dikurangi melalui
pembangunan CCT Lawe-lawe.
Ada pun CCT Lawe--lawe akan dibangun pada lahan seluas 1.100 hektare
milik Pertamina dengan skema "build-operate-transfer" (BOT).
Menurut dia, Pertamina pun tidak perlu mengeluarkan dana yang
terlalu besar karena banyak investor dalam negeri yang tertarik untuk
bekerja sama.
"Yang bangun investor, setelah 15 atau 20 tahun diserahkan ke
Pertamina. Selama periode itu, kita membayar semacam biaya
operasionalnya," kata Rachmad.
Pertamina berharap bisa meluncurkan proyek tersebut pada Maret 2017
dalam penawaran proyek "project expose" guna menggaet mitra strategis.
"Harapan saya akhir Maret sudah bisa kita launch program CCT
Lawe-lawe. Sebelum diekspos, tentu kami harus berkoordinasi dahulu
dengan kementerian teknis terkait," ungkapnya. (*)
Pertamina Tawarkan Terminal Minyak Lawe-Lawe Penajam
Rabu, 1 Maret 2017 11:16 WIB