Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 30 bidan sebagai tenaga klinik dibekali pengetahuan Komunikasi Inter Personal (KIP) untuk membantu calon akseptor dalam menentukan pemilihan alat kontrasepsi dengan memberikan konseling atau melalui Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK).
"Tujuan dari pelatihan ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan, seorang bidan harus mampu berkomunikasi memberikan konseling dengan ABPK sebelum melakukan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatan akseptor," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Eli Kusnaeli di Samarinda saat membuka pelatihan non medis bagi tenaga klinik, Selasa (9/5).
Jadi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, bidan harus memberikan informasi yang lengkap, jelas dan benar tentang cara kerja, keuntungan , kerugian dan kemungkinan terjadinya efek samping serta komplikasi tentang penggunaan alat kontrasepsi.
Ia mengatakan interaksi bidan dengan calon akseptor sangat penting, sebab interaksi yang baik mampu menumbuhkan kepercayaan dalam mengambil keputusan pemasangan alat kontrasepsi, dengan pemahaman dan pengetahuan serta kesadaran yang tinggi tentang ber KB maka nantinya akan menjadi akseptor lestari.
"Bidan adalah sebagai tenaga terdepan dalam memberikan pelayanan KB untuk itu dituntut lebih profesional dalam melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang bermutu dan berkualitas," katanya.
Menurut Eli dengan adanya pelatihan ini diharapkan kualitas pelayanan semakin baik, jumlah peserta ber KB dan kepuasan akseptor semakin meningkat, serta tingkat drop out berkurang.
Ia menjelaskan terjadi drop out biasanya di pengaruhi beberapa faktor salah satunya pasangan usia subur (PUS) tidak mengerti tentang pemilihan alat kontrasepsi yang tepat , termasuk adanya hambatan psikologis berupa rasa takut, malu dan trauma terhadap alat kontrasepsi.
"Jika calon akseptor telah memahami maksud dan tujuan program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) maka kepesertaan ber KB semakin meningkat dan tujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera akan terwujud," kata Eli.
Sementara itu ketua panitia pelatihan Harlan Lelana mengatakan jumlah peserta pelatihan sebanyak 30 orang berasal dari Provinsi Kalimantan Timur, yakni Kota Samarinda. Balikpapan, Bontang dan Kabupaten Paser, PPU, Kutai Timur, Berau, Kutai Barat Mahakam Ulu. Sedangkan dari Provinsi Kalimantan Utara yakni Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan.
"Pelatihan ini berlangsung selama empat hari diberikan pelatihan teori di Diklat BKKBN Kaltim dan praktek di Desa Karang Tunggal Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara," kata Harlan lelana. (*)
30 Bidan Dibekali KIP Bantu Calon Akseptor
Selasa, 9 Mei 2017 21:26 WIB